Dalam seri yang dipersembahkan oleh FiveStones dan para konsultan Google Marketing Platform kami, kita mendalami lagi tentang digital marketing dan GMP dari sudut pandang berbeda, untuk memberikan insight praktis yang dapat membantu mengarahkan Anda dalam masa-masa tak menentu.
*Link ini hanya tersedia dalam Bahasa Inggris
Dalam beberapa tahun terakhir, privasi telah menjadi salah satu isu terpenting yang mempengaruhi keseharian kerja para marketer dan organisasi. Sebelumnya di tahun ini, Safari memblokir 3rd party cookie (yang kami bahas di post ini di tahun 2019) dan kemudian Firefox mengambil langkah yang sama. Google pun mengumumkan bahwa Chrome akan pelan-pelan menghilangkan 3rd party cookie. Dengan demikian para marketer perlu memikirkan cara lain untuk menargetkan audiensnya.
“90% yakin bahwa tindakan terhadap data mereka merefleksikan bagaimana mereka diperlakukan sebagai konsumen.”
Sumber: Do You Care About Privacy as Much as Your Customers Do?, Harvard Business Review
Mengapa privasi menjadi sorotan besar sekarang? Setiap organisasi perlu dipercaya
Dengan peluncuran GDPR (General Data Protection Regulation) di Eropa pada Mei 2018 silam, privasi kian menjadi prioritas bagi kalangan konsumen, dan hal ini didukung oleh kemajuan teknologi yang sudah ada sejak saat itu.
Menurut Harvard Business Review, “32% dari responden — yang menyatakan mereka peduli terhadap privasi, siap dan bahkan telah mengambil tindakan seperti meninggalkan brand ataupun provider yang kebijakan data-sharing-nya dinilai tidak dapat dipercaya. Dengan demikian, pihak brand harus menghargai privasi customer mereka apabila tidak ingin kehilangan mereka. Hal ini didukung lagi oleh fakta bahwa “69% dari CEO mengutarakan bahwa mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan mempertahankannya telah menjadi hal yang sulit di duni digital” (menurut P20th Global CEO Survey milik PwC).
“47% konsumen rela mengorbankan privasi demi mendapatkan deal yang lebih baik”
Sumber: Pew Research Centre
Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan
Meski privasi menjadi kekhawatiran yang kian membesar baik di kalangan konsumen dan marketer, kita tetap perlu memiliki pandangan yang menyeluruh atas strategi dan campaign Data-driven Marketing kita. Menurut sebuah riset dari Pew Research Centre, “47% konsumen rela mengorbankan privasi mereka demi mendapatkan deal yang lebih baik”. Hal ini menimbulkan pertanyaan tersendiri, ‘bagaimana kita kemudian memenuhi kewajiban kita, secara legal maupun secara etis, terhadap privasi?
“ketika ditanya apakah seseorang bersedia memberikan informasi purchase history mereka untuk ditukar dengan produk dan layanan spesial, 62% privacy actives menjawab bersedia, dibanding non-privacy actives yang mana hanya 32% bersedia”
Sumber: Do You Care About Privacy as Much as Your Customers Do?, Harvard Business Review
Privasi di Google Marketing Platform
Google Marketing Platform memiliki opsi untuk interaksi 1-to-1 yang ditargetkan secara khusus dan personal dengan tetap menghargai privasi konsumen. Organisasi yang telah mencapai tahap multi-moment maturity (hanya 2% di seluruh dunia, dan belum ada di APAC menurut statistik Google tahun 2018) telah melakukan targeting yang mengedepankan privasi seperti ini, dan telah menuai hasil dalam hal penekanan cost dan peningkatan revenue.
FiveStones memberikan beragam service terkait advanced targeting, menayangkan programmatic dan search ads Anda yang tidak melanggar privasi. Untuk informasi lebih lanjut lagi mengenai service yang kami berikan dengan Google Marketing Platform, hubungi FiveStones team kapan saja.
6 Best Practice Untuk Privasi*
Berikut beberapa tips praktis sekaligus best practice untuk memastikan Anda dan organisasi Anda mengikuti jalur privasi yang legal dan etis:
- Gunakan de-identified segments – privasi adalah bagian penting dari filosofi data Google dan juga Google’s Privacy Policy Guidelines. Karena inilah di dalam solusi GMP seperti Ads Data Hub, ketika Anda hendak menggabungkan data dari berbagai platform media Anda di dalam Big Query, cloud-based data warehouse milik Google, Anda hanya dapat membuat segment per minimum 50 orang ketimbang melihat data yang mengandung informasi personal. Hal ini melindungi privasi individu-individu di dalamnya, namun di sisi lain juga tetap memberikan advertiser cara untuk mengkonsolidasikan data untuk aktivasi audiens dan keperluan reporting.
- Sertakan privacy policy di website Anda – dengan dibloknya 3rd party cookie oleh browser seperti Firefox dan Safari (dan juga Chrome mulai 2022 nanti), Anda masih bisa memanfaatkan tracking first-party data. Ketika seorang user mengunjungi situs Anda, Google’s Privacy Policy Guidelines menyatakan Anda harus menyertakan beberapa syarat wajib sebelum Anda dapat menggunakan remarketing cookies. Untuk mengetahui lebih lanjut, Anda dapat membaca artikel blog ini: Dynamic Remarketing: 7 tactics to maximise your conversions.
- Double Opt-ins – menyertakan double opt-in ketika mengambil data dari landing page yang Anda gunakan untuk iklan Anda memastikan mereka yang berinteraksi dengan iklan Anda telah menyatakan bersedia menerima bentuk komunikasi tersebut. Apabila Anda ingin mengaktifkan audiens di Google Analytics 360 (GA360) melalui CRM Anda (misalnya Salesforce Marketing Cloud), ini juga layak dipertimbangkan khususnya jika data audiens tersebut belum pernah diambil melalui Floodlight activities Anda.
- Gunakan content-based data dari 3rd party DMP – hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, termasuk dengan menggunakan 3rd party DMP seperti Alike Audience, yang menyediakan beragam atribut data bersifat consent-based untuk mempertajam targeting GMP Anda, dan terlebih lagi apabila Anda menargetkan audiens B2B.
- Privasi & Security – hal ini memastikan firewalls dan perangkat keamanan lainnya dapat menjaga data Anda ataupun data client Anda tidak dapat diakses oleh mereka yang tidak memiliki akses. Google Marketing Platform dibangun dalam infrastruktur aman milik Google, yang memerlukan Anda untuk melakukan login ke akun google Anda untuk otentifikasi dan akses lisensi produk GMP Anda. Pentingnya lagi, lisensi produk dalam Google Marketing Platform juga memungkinkan pengaturan akses dan izin untuk beragam user dalam suatu platform. Ikuti link di bawah ini untuk lebih detail bagaimana mengatur akses dan izin dalam GMP.
- Update prosedur security internal Anda – kapan terakhir kali Anda meng-update data & security policy Anda? Policy yang selalu diperbarui membantu menjaga data Anda dan client Anda dari resiko data breach. Melibatkan eksekutif C-level dan meyakinkan mereka akan pentingnya kultur privasi tentunya akan menguntungkan bagi organisasi Anda.
*Informasi di artikel ini tidak mengandung legal advice, untuk legal advice terkait privasi Anda dapat berkonsultasi dengan pengacara Anda
Kesimpulan
Sudahkah organisasi Anda mempersiapkan strategi marketing untuk menyikapi dibloknya 3rd party cookies? Dengan GDPR diluncurkan beberapa tahun lalu, banyak organisasi yang telah meningkatkan tingkat de-identification dan strategi consent-based untuk menjamin mereka mengikuti kebijakan hukum, dan di waktu yang bersamaan menjaga ekspektasi customer mereka.
Untuk lebih banyak lagi informasi mengenai personalisasi di era privasi ini, hubungi salah satu expert di FiveStones untuk konsultasi dan arahan teknis perihal Google Marketing Platform, dan kami akan siap membantu Anda melihat hasil positif dengan tetap menghargai privasi data.
Tunggu insight berikutnya dari seri Data-driven Marketing di Masa-Masa Tak Menentu kami, termasuk panduan, pembahasan mendalam, tips praktisi, dan informasi bermanfaat lainnya. Hubungi tim FiveStones kapanpun juga untuk berbicara lebih lanjut mengenai Google Marketing Platform dan service kami.
Lihat juga artikel-artikel terakhir kami dari seri “Data-Driven Marketing di Masa-Masa Tak Menentu: <4 Mindset Data-Driven Marketing yang Dapat Anda Gunakan > <12 Tool Google Untuk Remote Working dan Pengembangan Bisnis >