Sebagai salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia dalam hal perilaku konsumen online, pasar di Asia Tenggara juga dengan cepat menjadi target organisasi terkemuka di banyak industri yang berbeda. Dengan COVID-19 mempercepat tren ini selama 12 bulan terakhir, kami telah melihat perubahan yang signifikan dalam tren digital dan bagaimana konsumen di seluruh Asia Tenggara berinteraksi secara online.
Dalam artikel ini, kami mengeksplorasi beberapa tren digital yang memengaruhi berbagai pasar di Asia Tenggara untuk tahun 2021 dan memberi Anda tips praktis tentang bagaimana Anda dapat memanfaatkan tren ini untuk memaksimalkan kinerja dan anggaran digital organisasi Anda.
Sedikit tentang negara-negara di Asia Tenggara

Terlepas dari berbagai ukuran dan usia rata-rata dari berbagai negara di Asia Tenggara, secara keseluruhan ada perbedaan gender yang relatif sama antara pasar yang berbeda, yang berarti bahwa pemasar dan pengiklan perlu memastikan kampanye mereka perlu dipersonalisasi dengan tepat untuk setiap segmen audiens yang berbeda. Hal ini dapat dicapai di Google Marketing Platform dengan beberapa cara berbeda termasuk penggunaan cookie pihak pertama untuk membuat remarketing list yang dikombinasikan dengan audiens Google gratis yang juga tersedia di dalamnya.
Telah terjadi pertumbuhan 9,6% dalam pengguna internet di seluruh wilayah Asia Tenggara selama setahun terakhir

Tren Digital di Asia Tenggara untuk Tahun 2021
Sebagai bagian dari penelitian yang dilakukan oleh We Are Social & Hootsuite dalam laporan Digital 2021, ada sejumlah perilaku utama dan tren digital yang teridentifikasi secara global bahwa pasar di Asia Tenggara memiliki peringkat yang tinggi dan memiliki persentase signifikan dari kelompok usia 16 – 64 tahun.
Indonesia
- Streaming konten TV melalui internet (59,6%)
- Bermain video game (94,5%)
- Kekhawatiran tentang penyalahgunaan data pribadi (37,1%)
- Penggunaan pemblokir iklan (56,8%)
- Penggunaan platform media sosial yang signifikan (rata-rata 3 jam 14 menit setiap hari)
- Penggunaan layanan panggilan video di ponsel (56,5%)
- Penggunaan QR code (42,0%)
- Adopsi pembelian eCommerce (87,1%), terutama melalui ponsel (79,1%) (pemimpin global)
- Riset produk secara online sebelum melakukan pembelian (73,9%)

Thailand
- - Streaming konten TV melalui internet (60,8%)
- Bermain video game (96,6%) (pemimpin global)
- Kekhawatiran tentang penyalahgunaan data pribadi (26,2%)
- Penggunaan pemblokir iklan (40,0%)
- Penggunaan platform media sosial secara signifikan (rata-rata 2 jam 48 menit setiap hari)
- Penggunaan layanan panggilan video di ponsel (50,0%) - Penggunaan QR code (60,4%)
- Adopsi pembelian eCommerce (83,6%), khususnya melalui ponsel (74,2%)
- Riset produk secara online sebelum melakukan pembelian (58,5%)
Singapore
- Streaming konten TV melalui internet (60,1%)
- Bermain video game (81,8%)
- Kekhawatiran tentang misinformasi dan 'berita palsu' (65,2%)
- Kekhawatiran tentang penyalahgunaan data pribadi (40,1%)
- Penggunaan pemblokir iklan (41,3%)
- Penggunaan platform media sosial yang signifikan (rata-rata 2 jam 17 menit setiap hari)
- Penggunaan layanan panggilan video di ponsel (49,8%)
- Penggunaan QR code (79,0%)
- Adopsi pembelian eCommerce (79,7%), terutama melalui ponsel (56,9%)
- Riset produk secara online sebelum melakukan pembelian (59,8%)

Vietnam
- - Streaming konten TV melalui internet (59,0%)
- Bermain video game (92,1%)
- Kekhawatiran tentang penyalahgunaan data pribadi (31,8%)
- Penggunaan pemblokir iklan (34,7%)
- Penggunaan platform media sosial yang signifikan (rata-rata 2 jam 21 menit setiap hari)
- Penggunaan layanan panggilan video di ponsel (56,2%) - Penggunaan QR code (45,6%)
- Adopsi pembelian eCommerce (82,9%)
- Adopsi pembelian eCommerce (78,7%), terutama melalui ponsel (61,4%)
- Riset produk secara online sebelum melakukan pembelian (56,5%)
Malaysia
- - Streaming konten TV melalui internet (61,1%)
- Bermain video game (88,9%)
- Kekhawatiran tentang misinformasi dan 'berita palsu' (62,8%)
- Kekhawatiran tentang penyalahgunaan data pribadi (36,1%)
- Penggunaan pemblokir iklan (49,0%)
- Penggunaan platform media sosial yang signifikan (rata-rata 3 jam 1 menit setiap hari)
- Penggunaan layanan panggilan video di ponsel (50,3%)
- Penggunaan QR code (76,9%), khususnya di ponsel (68,4%)
- Riset produk secara online sebelum melakukan pembelian (68,2%)

Filipina
- - Streaming konten TV melalui internet (77,1%)
- Bermain video game (95,8%)
- Kekhawatiran tentang misinformasi dan 'berita palsu' (57,2%)
- Kekhawatiran tentang penyalahgunaan data pribadi (38,2%)
- Penggunaan pemblokir iklan (45,3%)
- Penggunaan platform media sosial secara signifikan (rata-rata 4 jam 15 menit setiap hari) (pemimpin global)
- Penggunaan layanan panggilan video di ponsel (69,8%) (pemimpin global)
- Penggunaan QR code (46,8%)
- Adopsi pembelian eCommerce (80,2%), terutama melalui ponsel (69,6%)
- Riset produk secara online sebelum melakukan pembelian (74,1%) (pemimpin global)
6 tips untuk memanfaatkan tren pemasaran digital di seluruh Asia Tenggara untuk tahun 2021
1. Targetkan lebih banyak inventory berbasis layanan streaming untuk periklanan digital Anda
Artikel terbaru FiveStones tentang peningkatan pesat layanan streaming di APAC mengidentifikasi bahwa penggunaan layanan streaming telah tumbuh secara signifikan di wilayah yang lebih luas tetapi khususnya di Asia Tenggara. Faktanya, “dibandingkan dengan pengguna YouTube biasa, YouTube enthusiast (atau mereka yang menghabiskan lebih dari 10 jam seminggu di YouTube) di Asia Tenggara 87% lebih mungkin untuk berlangganan layanan video-on-demand (VOD) dan 75% lebih mungkin untuk berlangganan layanan streaming musik” (Think With Google).
Terlebih lagi, tren ini terlihat di pasar China yang mencapai 16,3 miliar dolar AS pada tahun 2020, mebuka peluang khusus untuk industri perjalanan Asia Tenggara (setelah pembatasan perbatasan dilonggarkan) yang sangat menargetkan China.
Menggunakan DV360 dari Google Marketing Platform memungkinkan pengiklan untuk mengkonsolidasikan pembelian inventory layanan streaming (termasuk YouTube dan CTV) dengan semua pembelian media digital lainnya. Hal ini mengingatkan kita bahwa “kampanye yang terintegrasi, 31% lebih efektif, daripada kampanye tidak terintegrasi.”
“47% brand ingin meningkatkan pembelanjaan OTT di Asia Tenggara antara 10% hingga 20% hingga Mei 2021”
2. Memanfaatkan search campaign untuk menjangkau konsumen saat mereka mencari produk
Ada banyak penelitian yang mendukung penggunaan paid search terutama ketika prospek sedang meneliti produk, termasuk “88% orang yang melakukan pencarian lokal melalui smartphone mereka mengunjungi toko terkait dalam waktu seminggu” dan “76% orang yang mencari sesuatu yang dekat dengan mereka melalui smartphone mengunjungi bisnis terkait dalam sehari, dan 28% dari penelusuran tersebut menghasilkan pembelian.”
Yang penting, ketika Anda memikirkan kapan paid search cocok digunakan dalam customer journey, prospek sudah berada dalam tahap pertimbangan atau intensi membeli, hal ini menunjukkan tingkat intensi tertentu dalam apa yang mereka cari. Hal inilah mengapa organisasi harus melakukan penargetan iklan paid search dengan strategi berbeda berdasarkan intensi pelanggan dan juga dengan kata kunci yang mereka cari.
Dengan statistik yang menunjukkan bahwa konsumen kemungkinan mengunjungi bisnis dalam satu hari yang sama ketika melakukan pencarian di area sekitar atau terdekat, strategi yang bisa dilakukan adalah menawarkan voucher diskon untuk pembelian secara online dan menarik prospek agar segera melakukan tindakan, atau jika data online & offline Anda terhubung, pengiklan juga bisa melakukan penargetan ulang ke jenis prospek ini dalam periode tertentu, mulai saat prospek melakukan pencarian hingga pembelian (baik online atau in-store) dilakukan. Dengan demikian hal ini juga memperjelas pentingnya menghubungkan data online & offline Anda.
“76% orang yang mencari sesuatu yang terdekat dengan lokasi mereka dengan smartphone, mengunjungi bisnis terkait dalam satu hari yang sama, dan 28% dari pencarian tersebut menghasilkan pembelian”
Source: Think With Google
3. Memberikan pertukaran nilai yang jelas dengan para pengguna untuk data yang mereka bagikan
Menurut penelitian terbaru dari Google & the Boston Consulting Group, organisasi-organisasi terkemuka mengalihkan fokus mereka untuk membangun data pihak pertama yang kuat dan yang memiliki dampak pada bisnis dikarenakan kematian cookie pihak ketiga yang akan datang.
Seperti yang kami sampaikan di webinar kami baru-baru ini, 47% konsumen akan rela mengorbankan privasi untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik (menurut Pew Research Centre) yang berarti bahwa jika Anda memberikan jenis dan jumlah nilai yang tepat, konsumen akan dengan senang hati memberikan akses dan izin untuk menggunakan data mereka. Saat penelitian membahas secara mendetail tentang cara terbaik menggunakan data pihak pertama, artinya organisasi melakukan personalisasi di semua titik shopping journey dan menampilkan ads yang relevan untuk memberikan dampak positif kepada metrik bisnis dan brand.
4. Berinvestasi di situs web, aplikasi, dan toko online Anda untuk memberikan pengalaman yang mudah dan lancar bagi konsumen
Dengan perubahan besar dalam pembelian online di kawasan Asia Tenggara, Anda perlu memastikan bahwa Anda berinvestasi dengan tepat di situs web, aplikasi, toko online, dan digital experience secara keseluruhan. Sebuah artikel terbaru dari Think With Google telah menunjukkan bahwa di Asia Tenggara, 55% konsumen lebih memilih untuk berinteraksi di situs web brand.com bersama dengan 72% konsumen lebih memilih untuk berintekasi dengan brand melalui aplikasi. Meskipun jawabannya akan berbeda menurut setiap industri dan organisasi, penting untuk memahami target audiens Anda untuk memberi Anda peluang terbaik untuk sukses dengan pertanyaan seperti, di mana dan bagaimana target audiens saya menghabiskan waktu mereka atau bagaimana mereka ingin berinteraksi dengan brand dan/atau produk kami.

Faktanya, beberapa organisasi dan industri telah menemukan bahwa tidak ada lagi kebutuhan untuk memiliki toko ‘bangunan fisik’. Hal ini tidak bisa terjadi di semua industri, tetapi begitu Anda tahu bagaimana cara untuk terhubung dengan target audiens Anda, organisasi Anda dapat mengalokasikan anggaran yang sesuai.
Saat ingin berinvestasi di situs web atau toko online, banyak organisasi terkemuka berfokus pada area seperti Conversion Rate Optimization (CRO) untuk membuat pengalaman online dan proses pembelian semudah mungkin bagi konsumen, serta mengurangi gangguan saat proses pembelian.Hal yang penting, FiveStones menyediakan dukungan untuk projek CRO dan lisensi dari beberapa platform CRO terkemuka di industri ini, Google Optimize (gratis), Optimize 360, dan AB Tasty, hubungi tim FiveStones sekarang untuk mendiskusikan kebutuhan CRO Anda.
5. Saat menerapkan kampanye display, pastikan iklan Anda muncul di sumber konten yang tepercaya
Dengan kekhawatiran yang begitu tinggi tentang misinformasi dan ‘berita palsu’ di banyak pasar Asia Tenggara, penting untuk pemasar dan pengiklan di seluruh Asia Tenggara mempertimbangkan hal ini saat mereka menerapkan suatu kampanye. Penelitian dari DoubleVerify dan Harris Poll (2019) memperkuat hal ini dengan “87% merasa bahwa brand memikul tanggung jawab untuk memastikan iklan mereka berjalan di samping konten yang aman” dan “61% mengatakan baik brand maupun publikasi/outlet di mana iklan ditempatkan sama-sama bertanggung jawab untuk memastikan konten yang aman.” Faktanya, penelitian yang sama juga menyatakan bahwa 65% konsumen (secara global, tidak hanya di Asia Tenggara) kemungkinan akan berhenti menggunakan brand atau produk jika mereka melihat iklan digital suatu brand di sebelah konten palsu atau menghasut.
Meskipun Display & Video 360 (DV360) dan Google Marketing Platform memiliki fitur yang efektif untuk melindungi dan mengontrol di mana dan kapan iklan digital Anda muncul di web, terhubung dengan platform verifikasi pihak ketiga tambahan seperti DoubleVerify atau Integral Ad Science dapat memberikan fungsionalitas dan keamanan tambahan untuk memastikan bahwa anggaran dan iklan brand Anda terlindungi, serta muncul di samping sumber konten tepercaya di seluruh web.
6. Gunakan QR code sebagai bagian dari kegiatan pemasaran offline Anda untuk membawa prospek Anda online
Dengan meluasnya penggunaan QR code di seluruh wilayah Asia Tenggara, QR code adalah metode yang efektif untuk membawa prospek Anda online. Secara khusus, ini memberikan pilihan untuk membuat pelacakan yang lebih terperinci pada saluran yang biasanya kurang terukur seperti Out-of-Home (OOH) dan dapat sesederhana menambahkan tautan yang diberi tag UTM ke QR code yang Anda promosikan yang dapat dilacak melalui Google Analytics.
Kesimpulan
Dengan sejumlah tren digital global, termasuk content streaming, penggunaan data pribadi, adopsi eCommerce dan lainnya, memiliki dampak yang sangat kuat di Asia Tenggara. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut di masa depan. Oleh karena itu, organisasi terkemuka dapat memanfaatkan 6 tips yang dibahas dalam artikel ini untuk memanfaatkan tren, memanfaatkan aktivitas digital mereka dengan lebih baik, dan mencapai kinerja yang lebih baik dengan anggaran mereka di kawasan ini.
Untuk mendapat dukungan pada salah satu tren yang dibahas di atas atau informasi lebih lanjut tentang bagaimana Anda dapat menggunakan Google Marketing Platform untuk memanfaatkan tren ini dalam rangkaian iklan Anda, hubungi pakar di FiveStones hari ini.